Rabu, 22 April 2009

PERADABAN ISLAM DI SISILIA DAN DINASTI GHAZNAWIYAH

PERADABAN ISLAM
DI SISILIA DAN DINASTI GHAZNAWIYAH

Mukaddimah
Sisilia merupakan pulau terbesar di Laut Tengah.Ketika Islam datang penguasa Sisilia melawan dengan gigih dan pantang menyerah, berbeda ketika Islam datang ke Andalusia, tidak sulit ditaklukkan dan memilih damai. Seluruh Sisilia dikuasai oleh kaum muslimin di bawah pimpinan Bani Aghlab dan sejak itu berdiri dinasti Bani Aghlab selama 6 tahun ( 903 – 909 M ) dan Palermo sebagai ibu kota . kemudian dinasti Fathimiyah selama setengah abad ( 909 - 965 M ) , dinasti Kalbiyah selama 80 tahun ( 965 - 1044 M ) dan dinasti Normandia .

Peradaban Islam pada masa dinasti Bani Aghlab dan Fathimiyah kurang berkembang karena sering terjadi pemberontakan dan mulai berkembang pesat pada masa dinasti Kalbiyah. Di bidang Fisik, Pertanian, Perindustrian, Perdagangan , pemerintahan dan bidang ilmu sudah maju diantaranya ilmu kalam, sastra, sejarah, fisika , geografi dan kedokteran dan ilmuwan yang terkenal adalah Al-Idrisi yang hidup pada masa dinasti Normandia.

Dinasti Ghaznawiyah wilayahnya meliputi Iran bagian timur, Afganistan, Pakistan dan beberapa wilayah bagian India dengan pusat pemerintahannya di kota Ghazna. Pendiri dinasti Ghaznawiyah adalah Sabaktakin keturunan alptakin bangsa Turki. Dinasti Ghaznawiyah berjaya kurang lebih 220 tahun.

Peradaban Islam pada masa dinasti Ghaznawiyah mengalami kemajuan pesat pada saat penguasa Mahmud Ghaznawi. Kota Ghaznah dijadikan sebagai pusat pertahanan dan tempat berkumpulnya para ahli dari berbagai ilmu. Pembangunan di berbagai sektor cepat didirikan seperti Istana, kantor, masjid sekolah dan perpustakaan. Para sarjana dan pujangga ditempatkan di istananya, dibiayai untuk mengembangkan ilmu. diantaranya adalah Al-Biruni

A. Islam di Sisilia
1. Geografis
Sisilia adalah sebuah pulau di laut tengan , letaknya berada di sebelah selatan semenanjung Italia, dipisahkan oleh selat Messina. Pulau ini bentuknya menyerupai segitiga dengan luas 25.708 km persegi. Sebelah utara terdapat teluk Palermo dan sebelah timur terdapat teluk Catania. Pulau ini di sebelah barat dan selatannya adalah kawasan laut Mediterranian, sebelah utara berbatasan dengan laut Tyrrhenian dan sebelah timurnya berbatasan dengan laut Ionian. [1] Pulau sisilia bergunung gunung dan sangat indah, iklimnya yang baik, tanahnya subur, dan penuh dengan kekayaan alamnya [2]. Pulau ini di bagi menjadi tiga bagian : Val di Mazara di sebelah barat, Val di Noto di sebelah tenggara dan Val Demone di bagian timur laut . Islam hanya menjadi agama resmi di Val di Mazara sedangkan di bagian yang lainnya mayoritas beragama kristen. [3]

2. Sejarah Masuk Islam
Sebelum dikuasai Islam , Penguasaan pulau ini berpindah-pindah dalam beberapa abad mulai dari Yunani, Cartage, Romawi, Vandals, dan Byzantium, kemudian dikuasai oleh kaum Muslimin. [4] Usaha untuk menjadi wilayah Islam telah dimulai sejak Khalifah Usman bin Affan dengan mengirim gubernur Muawiyah bin Abi Sufyan pada tahun 652 M. [5] Pada waktu Muawiyah menjadi khalifah, ia juga menyerang pulau Sisilia pada tahun 667 M. Pada zaman Abd Malik dan Al-Walid bin Abd Malik juga dilakukan serangan . Gubernur Afrika Utara Musa bin Nuhair setelah berhasil menguasai Andalusia juga menyerang Sisilia di bawah pimpinan anaknya Abdullah [6]

Pada tahun 830 M Asbagh bin Wakil seorang barbar Andalus, menundukkan Palermo dan sejak itu Palermo menjadi ibu kota pemerintahan Islam Sisilia, dengan wali pertamanya Abu Fihr Muhammad bin Abdullah. Penaklukkan terus dilanjutkan oleh Ibrahim bin Abdullah yang berhasil menguasai Pantellaria, Eulian, Tindano dan wilayah Val di Mazarra. [7] Fadl bin Ja`far menguasai Messina, Rogusa dan Lentini. Pada tahun 902 M seluruh Sisilia dikuasai oleh kaum muslimin di bawah pimpinan Bani Aghlab yang setelah menghabiskan waktu dari tahun 827 – 902 M . [8] kemudian berdirilah pemerintahan di bawah tiga dinasti yaitu Bani Aghlab, Fathimiyah dan Kalbiyah

3. Penguasa Sisilia
a. Dinasti Bani Aghlab ( 903 – 909 M )
Dinasti Bani Aghlab yang berpusat di Tunisia mengangkat lima orang gubernur dengan gelar amir, wali atau shahib di Sisilia dengan ibu kota Palermo. Para gubernur mempunyai kekuasaan penuh dalam hal perang atau damai , pembagian harta rampasan, mencetak uang, menentukan pajak, mengangkat kadi, badan kota praja, pengaturan tentang tanah. Penduduk Sisilia saat itu berbagai ras dan agama; Islam, Kristen, Yahudi, Bangsa Sisilia, Yunani, Lombard, Arab, Barbar, Persia, Negro. Bangsa Arab menjadi penguasa, mayoritas penduduk muslim adalah keturunan bangsa barbar, Sisilia dan Arab. [9]

Ketika dikuasai dinasti Muslim itu, populasi penduduk Sicilia bertambah seiring datangnya imigran Muslim dari Afrika, Asia, Spanyol dan barbar.Di setiap kota di Sicila dilengkapi dengan sebuah dewan kota.Pada zaman ini mulai diperkenalkan reformasi agraria. Hal itu dilakukan agar tanah tak cuma dikuasai orang-orang kaya saja. Irigiasi juga mulai diperkenalkan, sehingga sektor pertanian berkembang pesat. Pada abad ke-10 M, Sicila menjadi provinsi di Italia yang paling padat dengan jumlah penduduk mencapai 300 ribu jiwa. [10]
b. Dinasti Fathimiyah ( 909 - 965 M )
Pada tahun 909 M Ali bin Ahmad bin Abi al-Fawaris salah satu gubernur daulah Fathimiyah yang berpusat di Mesir , menggulingkan Ahmad bin Husen gubernur Dinasti Aghlabid yang terakhir . Dalam masa transisi dari Aghlab ke Fatimiyah di Sisilia juga terjadi pergolakan namun pergolakan di sini bukan karena masalah politik tetapi masalah yang sifatnya agamis yaitu pertentangan antara Syiah dan Suni. Tetapi dalam jangka waktu yang tidak lama Fathimiyah bisa mengatasinya.

Gubernur-gubernur dinasti Fathimiyah di Sisilia antara lain Ziyadatullah bin Qurthub, Abu Musa al-Dayf , Salim Rasyid dan Khalil bin Ishaq. Di bawah para Gubernur ini dinasti Fatimiyah membangun peradaban Islam dengan berbagai kemajuan . Gubernur dinasti Fatimiyah yang terkuat adalah Hasan bin Ali al-Kalby keturunan arab suku kalb yang kemudian mendirikan dinasti Kalbiyah di Sisilia, namun ia tetap setia kepada Fathimiyah.

c. Dinasti Kalbiyah ( 965 - 1044 M )
Dinasti kalbiyah berkuasa selama 80 tahun. Hasan dapat menaklukkan daerah kristen di sebelah utara Sisilia , Tormina kemudian merubah nama kota itu menjadi Mu`izziyah sebagai penghormatan terhadap khalifah Fathimiyah Muiz . [11] Sejak tahun 948 M, Khalifah Fatimiyah, Ismail Al-Mansur mengangkat Hassan Al-Kalbi sebagai emir Sicilia. Secara defakto, Emirat Sicilia terlepas dari pemerintahan Faimiyah di Mesir. Lalu digantikan Emir yang baru bernama Abu Al-Qasim (964 M - 982 M). pada masa kedua emir itu berkuasa, Muslim Sicilia bertempur dengan Bizantium. Setelah itu, kekuasaan Islam meredup seiring perebutan kekuasaan di tubuh umat Islam. Pada 1061 M, Sicilia lepas dari tangan umat Islam. [12]

4. Perkembangan Ilmu Pengetahuan di Sisilia
a. Dinasti Bani Aghlab, Peradaban Islam pada masa dinasti Bani Aghlab kurang berkembang karena sering terjadi pemberontakan .
b. Dinasti Fathimiyah, Peradaban Islam pada masa dinasti Fatimiyah juga kurang berkembang karena sering terjadi pemberontakan dan baru merintis kesejahteraan secara fisik
c. Dinasti Kalbiyah, Peradaban Islam berkembang pada masa dinasti Kalbiyah yang berkuasa selama 80 tahun.
1) Di bidang Fisik, Kota Palermo dihiasi dengan 150 tempat pemotongan hewan, 300 masjid, 7000 jamaah shalat jumat dan 300 sekolah guru . [13]
2) Di bidang Pertanian sudah menggunakan sistem pengairan , bibit unggul didatangkan dari negara timur, dan sistem penanaman bibit meniru bangsa Arab.
3) Di bidang Perindustrian sudah mampu mengembangkan industri tambang emas, belerang, sulfur, tawas, industri perikanan, penenunan kain sutra.
4) Di bidang Perdagangan sudah maju dan saat itu masih dikuasai orang Arab dan pelabuhan Messina menjadi kota perdagangan. Dan sudah mengadakan kharaj dan jizyah . [14]
5) Di bidang ilmu, perkembangan ilmu agama islam lebih menonjol dibanding dengan yang lain.
o Ilmu Fiqih sudah membicarakan hukum positif
o Para ahli hukum menyesuaikan penafsiran al-Qur`an sesuai dengan perkembangan zaman
o Umat Islam tidak menjalankan hukum Romawi, Yunani dan Kristen
o Al-Qur`an dan Hadits dijadikan sumber pokok hukum islam, dengan demikian ilmu bantupun berkembang seperti tafsir, ulumul hadits, bahasa arab, dan lain lain. [15]
o Di bidang Ilmu Kalam yang terkenal adalah Abdul Haq bin Muhammad dan bin Zafar ( yang mengkritik al-Juwaini).
o Di bidang Sastra ada Ali Hamzah al-Basri ( pengagum al-Mutanabbi)
o Di bidang Sejarah ada Abu Zaid al-Gumari dan bin Qotta
o Di bidang Fisika muncul Abu Said Ibrahim dan Abu Bakar Siqli.
o Di bidang kedokteran yang terkenal adalah Abul Abbas Ahmad bin Abdul Salam

6) Di bidang Sosial dan Ekonomi mereka berhasil membangun irigasi dengan sistem Hydraulic yang didatangkan dari Persia dan sistem Siphon dari Roma.
7) Dengan irigasi yang baik maka perkebunan dan pertanian semakin maju. Sehingga tanaman kapas, rami di Giattini , berbagai macam jeruk di ekspor

d. Dinasti Normandia
Pada masa dinasti Normandia ini kekuasaan dinasti Islam telah berakhir namun kebudayaan Islam masih berkembang

1) Rogger I dan II ( 1091 - M)
Walaupun Rogger I dan II beragama kristen tetapi ia memperlakukan umat islam dengan baik. Bahkan Rogger II yang beragama kristen mendapat gelar Mu`taz Billah . Palermo tetap sebagai ibu Kota negara, pejabat negara dan tentara tetap menggunakan orang orang islam. Rogger I dan II masih mengagumi kehebatan kebudayaan dan Intelektual Islam , mahir bahasa Arab, memakai baju kebesaran raja raja Islam. Kehidupan istana menyerupai kehidupan raja raja Islam. Menggunakan bahasa Arab sebagai salah satu bahasa resmi. Mahkamah menyerupai Mahkamah Agung Bezantium tetapi upacara upacaranya menyerupai Mahkamah Arab.[16] Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat pada zaman Normandia, karena Roger II sangat tertarik dengan matematika, administrasi dan ilmu Bumi[17] , karena pada masa ini muncul intelektual muslim yang terkenal al-Idrisi

Al-Idris Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad Ibn Muhammad Ibn Abdullah Ibn Idris Ash-Sharif , Ia dilahirkan di Ceuta, Spanyol ( 1099-1166), dan belajar di Cordova . Orang barat mengakuinya sebagai seorang ahli geografi, yang telah membuat bola dunia dalam bentuk globe dari bahan perak seberat 400 kilogram yang dilengkapi dengan Kitab Al-Rujari (Roger's Book).untuk Raja Roger II dari Sicilia. Ia ahli geografi dan kartografi terbesar di abad pertengahan. Saat itu Idris menjadi sangat dikenal dan mulai dilirik oleh kalangan navigator laut Eropa serta kalangan militer. Kemudian Idris membuat kitab Nuzhat al-Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq (Kesenangan untuk Orang-orang yang Ingin Mengadakan Perjalanan Menembus Berbagai Iklim) sebuah ensiklopedi yang berisi peta secara detil dan informasi lengkap negara-negara Eropa. Idris membuat kembali sebuah kompilasi ensiklopedi yang lebih komperhensif berjudul Rawd-Unnas wa-Nuzhat al-Nafs (Kenikmatan Lelaki dan Kesenangan Jiwa). . Idris juga ahli di bidang ilmu kedokteran, Ia menyusun sebuah buku berjudul al-Jami-li-Sifat Ashtat al-Nabatat , menjelaskan nama-nama obat dalam beberapa bahasa, termasuk Berber (Arab), Suriah, Persia, Hindi, Yunani dan bahasa latin.. Beberapa karyanya telah dialih bahasakan kedalam bahasa latin , bukunya sangat popular di daratan Eropa dan telah diterbitkan di Roma pada tahun 1619. Christopher Columbus, juga menggunakan peta asli yang dibuat oleh Idris sebelumnya . [18]

2) William I dan II
Pada masa Penguasa Dinati Normandia di tangan William I dan II (beragama kristen) umat islam diperlakukan dengan tidak baik, namun Wiliam mengagumi kehebatan kebudayaan dan Intelektual Islam. Palermo tetap sebagai ibu Kota negara, dan ia menggelari dirinya dengan al-Musta`iz Billah. [19]

B. Dinasti Ghaznawiyah (977 M - )


1. Wilayah dinasti Ghaznawiyah
Wilayah dinasti Ghaznawiyah meliputi Iran bagian timur, Afganistan, Pakistan dan beberapa wilayah bagian India.[20] Pusat pemerintahannya di kota Ghazna[21] Afganistan. Dinasti inilah yang mampu menembus sampai ke India menyebarkan agama Islam , menghancurkan berhala menggantikan kuil dengan masjid dan mampu berjaya sampai kurang lebih 220 tahun. [22]

2. Pendiri Dinasti Ghaznawiyah
Pendiri dinasti Ghaznawiyah adalah Sabaktakin keturunan alptakin bangsa Turki, salah seorang pendiri kerajaan kecil di bawah naungan kerajaan bani Saman yang sedang berjaya. Pada tahun 961 M Raja bani Saman Abd Malik bin Nuh, mengangkat Alptakin menjadi Gubernur di Hirrah, Barat Laut Afganistan. Jabatan ini berakhir ketika rajanya meninggal dunia dan digantikan oleh Mansur bin Nuh. Oleh karena itu Alptakin bersama anak buahnya pergi menuju Ghazna dan menguasai wilayah itu pada tahun 962 M, dan menjadikan Ghazna sebagai basis perlawanan menghadapi Mansur bin Nuh. [23]

3. Penguasa Dinasti Ghaznawiyah
Setelah Alptakin wafat digantikan oleh salah satu keturunanya yaitu Sabaktakin. Ia menjadi penguasa dinasti Ghaznawiyah pada tahun 977 M. Pada awalnya ia memiliki Khurasan sebagai hadiah dari raja Samani Nuh bin Mansur atas jasanya berhasil memadamkan pemberontakan di Transoxiana. Setelah menguasai Persi, Sabaktakin menguasai Pesyawar, kemudian Kabul dan wilayah India. Setelah berjuang selama 20 tahun Sabaktakin meninggal pada tahun 997 M. Walaupun berasal dari bangsa Turki namun ia dapat menyatukan kedua bangsa Turki dan Afganistan karena sama sama satu madhab yaitu ahlu sunnah wal jamaah. [24]

Sabaktakin digantikan oleh putranya, Mahmud yang bergelar Mahmud Ghaznawi pada tahun 999 M, tetapi masih mengatasnamakan dinasti Samani sehingga ketika di Balkan terjadi pemberontakan terhadap dinasti Samani, Mahmud membantu Abd Malik bin Mansur raja Samani. Pada tahun 1004 M, Muntasir dinasti Samani terakhir mati terbunuh, kemudian Mahmud Ghaznawi secara resmi memperoleh pengakuan dari Khalifah Abasiyah Al-Qadir dan digelari Yamin al-Daulah . [25]

Pemerintahan Mahmud Ghaznawi banyak diwarnai denga peperangan sebagai upaya memperluas wilayah kekuasannya terutama ke India. Pada tahun 1001 M Mahmud menaklukkan Kabul, Multan dan Kasmir. Di setiap daerah penaklukkan, ajaran Brahmanisme dikikis dan diganti dengan ajaran Islam. Tahun 1006 menguasai Punjab, Kangra, Balujistan, Delhi, Mathura, Kalijar, Sind, Makran, Kirman, Surat dan terakhir Gujarat. Untuk menmgendalikan kekuasaannya di India Mahmud mengangkat seorang gubernur yang berkedudukan di Lahore. Penaklukan India memerlukan waktu 24 tahun. [26]

4. Peradaban Islam di dinasti Ghaznawiyah
a. Mahmud Ghaznawi adalah orang yang ahli dalam ilmu peperangan, pembangunan dan pengembangan ilmu.pecinta ilmu dan sangat menghormati sarjana
b. Kota Ghaznah bukan saja sebagai tempat pertahanan tetapi juga tempat berkumpulnya para ahli hukum, ulama, fuqaha, para ahli bahasa, tasawuf dan falsafah.
c. Mahmud membangun istana di Afghan, Shal, membangun taman Sad Hasan, Istana Fazuri, membangun masjid yang megah dan indah di Ghazna yang terkenal dengan nama Arus al-Falaq, membangun sekolah yang dilengkapi dengan perpustakaan.
d. Mahmud membangun kandang besar berkapasitas 1000 ekor binatang
e. Mas`ud bin Mahmud membangun masjid yang megah dirancang sendiri pada tahun 1035 – 1036 M,
f. Dalam pengembangan ilmu, ia menghimpun para sarjana dan pujangga mereka ditempatkan di istananya, dibiayai dan didukung untuk mengembangkan ilmu dan penyelidikan ilmu, diantaranya adalah Al-Biruni dan Al-Firdausi.
g. Al-Biruni nama lengkapnya Abu al-Rayhan Muhammad bin Ahmad al-Biruni, keturunan Iran. Lahir tahun 973 M di kota Kath , ibu kota Khawarizm, daerah Amu Darya sebelah selatan pantai laut Aral. Usia 24 tahun di kampung halamannya belajar kepada Abu Nasr Mansur bin Ali bin Irak Jilani(ahli matematika). Pernah tinggal di istana bani Saman pada masa Mansur II bin Nuh pada tahun 997 – 999 M, kemudian menetap di Jurja, ke Rayy dekar Teheran dan sejak itu al-Biruni mengeluarkan karya karyanya.
· Dialah sarjana pertama yang menemukan teori Perputaran bumi pada porosnya yang mengelilingi matahari, 600 tahun sebelum Galileo lahir.
· Al-Biruni lah yang menetapkan bahwa ketiga sudut dari segitiga besarnya 180 drajat.
· Al-biruni juga yang menetapkan dasar dasar ilmu ukur sudut.
· Di bidang astronomi ia dapat menemukan arah kiblat shalat secara cepat.
· Pada masa Mahmud Ghaznawi , al-Biruni ikut serta dalam ekspedisi militer ke India yang kemudian menghasilkan kitab Tarikh al-hind
· Al-Biruni mempersembahkan kitab karya utamanya al-Qanun al-Mas`udi fi al-haya wa an-Nujum kitab, ensiklopedi astronomi terlengkap yang mencakup antronomi, geografi, astrologi, dan beberapa matematika bangsa Greek, India, Babilonia, dan Persia.[27]
· Kitab al-Jamahir fi Ma`rifat al-Jawahir (pengetahuan tentang batu permata) adalah Risalah mengenai mineralogi yang ditulis semasa Sultan Maudud bin Mas`ud
· Al-Biruni juga menulis abstraksi mengenai geometri, astronomi, aritmatika, dan astrologi pada kitab Tafhim li Awa`il sina`at at-Tanjim. [28]
· Al-Biruni juga sangat ahli di bidang kedokteran farmasi, fisika, sejarah, geografi, kronologi, bahasa, pengamat adat istiadat dan seorang ulama besar pada zamannya. [29]

h. Al-Firdausi (w 1020 M) adalah tokoh kebangkitan sastra Persia, ia penyair dari Tus atas dorongan bani Samani dan Mahmud Ghaznawi menyusun suatu epik Persia terkenal yang disebut Shah Nameh yang telah mulai digarap oleh penyair lain bernama Daqiqi yang mati terbunuh.Shah nemeh memuat kisah para raja dari legenda awal termasuk kerajaan Sasania. Dia juga mendorong perkembangan seni arsitektur dan seni seni lainnya.
i. Pada masa Mahmud dan Mas`ud tercatat ada beberapa ilmuwan seperti Bin al-Arraqi , bin al-Khammar, al-Marasyi (w 420 H), al-Utby ( w 427 H), dan al-Baihaqi, ketiganya penulis sejarah al-Furrakhi, al-Asyadi (penyair dalam bahasa Persi), dan penyair Arab terkenal Badi` al-Zaman al-Hamdani.

Sayang setelah Mas`ud bin Mahmud, sultan sultan Ghaznawiyah tidak ada yang kuat sehingga dinasti Ghaznawiyah mengalami kemunduran, melemah dan hancur.

Penutup
Berdasakan gambaran di atas masyarakat muslim di Sisilia dan pada masa dinasti Ghaznawiyah mempunyai peradaban tinggi tidak berbeda dengan zaman pemerintahan Abbasiyah dan Andalusia dalam memperkaya Khazanah Peradaban umat Islam

Kisah di Sisilia memberikan banyak pelajaran bagi kita. Kaum muslimin menaklukkan pulau tersebut setelah terjadinya konflik internal di kalangan orang-orang Kristen Celakanya, kesalahan yang sama juga dilakukan oleh pihak muslim di Sisilia. Mereka berpecah belah karena panasnya politik maupun karena konflik madhab dan aliran akibatnya Sisilia dikuasai oleh orang Kristen dan celakanya orang kristen menguasai peninggalan buku buku ilmu pengetahuan yang dihasilkan dari ilmuwan muslim. Sepertinya raja-raja Kristen di Sisilia memahami betul bahwa ilmu pengetahuan merupakan kekuatan yang luar biasa bagi sebuah peradaban. Siapa yang menguasai ilmu pengetahuan, maka peradabannya akan mampu bertahan lebih lama dan langgeng.

Kisah dinasti Ghaznawiyah tidak jauh berbeda dengan Islam di Sisilia. Konflik internal sangat berpengaruh terhadap kekuatan sebuah pemerintahan. Patut disayangkan karena kehancurannya akibat dari kaumnya sendiri dan terlalu lama bangun dari keterpurukannya.
[1] Hammond , Headline World Atlas , (New Jersey : Hammond Incorporated Maplewood, 1969) hal: 36

[2] Dari sisilia, Italia mengeksport buah jeruk, jagung, jewawut, zaitun, buah badam, anggur ,kapas dan menghasilkan minyak bumi terbesar di Eropa, menghasilkan dua per tiga kebutuhan Italia atas blerang, aspal, garam karang, garam laut, dan batu apung Italia. Lihat Grolier Internasional Inc, (ed), Italia , Negara dan Bangsa Eropa (Jakarta : 1988 ) , jilid 6 hal 158

[3] Prof. Dr. Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik : Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group , 2007) cet ke 3 hal: 157

[4] http: //alwialatas.multiply.com/journal/item/29/sisilia-dua-abad-keemasan-di-bawah-islam-bagian-1

[5] Philip K Hitti , History of the Arab, ( London: The Macirillan Press Ltd, 1974 ) hal: 602

[6] Mahayudin Hj Yahaya, Islam di Spanyol dan Sicily, ( Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia, 1990), hal: 17

[7] Aziz Ahmad , A History of Islamic Sicily, ( Edenburgh : Edenburgh University Press , 1975 ) hal 53-55
[8] Prof. Dr. Musyrifah Sunanto, Op. cit, h : 160

[9] Ibid , h. 161

[10] Republika.co.id
[11] Prof. Dr. Musyrifah Sunanto, Op. Cit , h: 162
[12] Republika.co.id
[13] Prof. Dr. Musyrifah Sunanto, Op. Cit , h: 163
[14] Aziz Ahmad , Op. Cit , h: 30
[15] Prof. Dr. Musyrifah Sunanto, Op. Cit, h: 167

[16] C.J . Tornberg (ed), Bin al-Athir : al-Kamil fi at-Tharikh, ( Leiden : 1874 ) vol X hal 133

[17] Prof. Dr. Musyrifah Sunanto, Op. Cit, h: 168

[18] http://en.wikipedia.org/wiki/Muhammad_al-Idrisi

[19] E.Curtis. Roger of Sicily and Normans in Lower Italy 1016 – 1154, ( London: 1912) hal 16

[20] Hasan Ibrahim Hasan, Tarekh al-Islam, ( Kairo: Maktabah al-Nahdah al-Misriyah, 1979), jilid III h. 94

[21] sebelah selatan kota Kabul (Afganistan bagian Timur ) dan sebelah utara kota Kandahar. lihat Hammond , Op.Cit, h: 46

[22] Prof. Dr. Musyrifah Sunanto, Op. Cit, h: 169

[23] Ibid. h: 169

[24] Ibid. h: 170

[25] Hamka, Sejarah Ummat Islam, (Jakarta : NV Nusantara , 1961 ) Jilid II h.109

[26] Prof. Dr. Musyrifah Sunanto, Op. Cit, h: 171

[27] Ibid, h: 175

[28] Hasan Ibrahim Hasan, Op. Cit , h: 118

[29] Prof. Dr. Musyrifah Sunanto, Op. Cit, h: 175

Tidak ada komentar: